Fenomena Self Harm, Sangat Berbahaya!

 


Kesehatan mental adalah kondisi batin seseorang yang memiliki jiwa yang tenang serta tentram. Kesehatan mental merupakan hal yang sama pentingnya dengan kesehatan fisik. 

Namun, sayangnya masih banyak orang yang menganggap bahwa kesehatan mental tidak begitu penting. Padahal dengan mental yang sehat, fisik seseorang juga akan sehat. Dengan jiwa dan fisik yang sehat, seseorang dapat menghargai dirinya dan orang lain serta melakukan aktivitas dengan baik. 

Kesehatan mental di Indonesia masih dianggap tabu. Bahkan, seseorang akan merasa malu jika harus mendatangi psikiater maupun psikolog. Hal ini dikarenakan masih adanya stigma buruk bagi penyintas gangguan mental. 

Stigma buruk tersebut seperti dianggap gila, dianggap cari perhatian maupun kurang iman. Salah satu akibat adanya stigma buruk untuk datang ke psikiater maupun psikolog adalah munculnya fenomena self harm

Self harm adalah tindakan atau dorongan untuk menyakiti atau melukai diri sendiri dengan berbagai cara untuk mengalihkan rasa sakit psikis ke sakit fisik. Self harm bisa berbentuk seperti membenturkan kepala di tembok atau menyayat pergelangan tangan dengan benda tajam. 

Self harm dilakukan secara sengaja dan atau adanya keinginan untuk mengakhiri hidup. Seseorang yang melakukan self harm terkadang tidak merasa sakit jika sudah melakukannya. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa muncul perasaan lega karena sudah melampiaskannya melalui self harm. 

Self harm termasuk tindakan gejala penyakit kejiwaan dan perlu ditangani agar tidak memperarah keadaan. Seseorang yang melakukan self harm merasa bahwa ada sesuatu yang harus dia lampiaskan. 

Fenomena self harm baru-baru ini sedang menjadi tren di kalangan anak muda. Dilansir dalam Kompas.com, ditemukan sebanyak 49 anak sekolah di Kabupaten Karangasem yang mayoritas berjenis kelamin perempuan melakukan self harm karena mengikuti tren media sosial. 

Hal ini, tentu sangat memprihatinkan dan perlu diperhatikan secara serius. Self harm sendiri memiliki banyak dampak negatif. Salah satunya adalah munculnya bekas luka yang akan berubah menjadi keloid. Keloid adalah bekas luka yang menonjol seperti daging dan tumbuh secara abnormal.

Risiko munculnya keloid akan lebih tinggi pada orang yang memiliki riwayat keloid dalam keluarganya. Selain munculnya keloid, seseorang yang melakukan self harm akan merasa dirinya tidak berharga, merasa dirinya rendah, merasa gagal, dan merasa tidak dicintai oleh siapapun. 

Self harm dapat dihindari dengan berbagai cara. Pertama, seseorang yang merasa depresi bisa menceritakan permasalahannya pada tenaga profesional seperti psikiater maupun psikolog. Jangan pernah merasa malu apabila harus mendatangi tenaga profesional. 

Kedua, menjauhkan benda-benda tajam serta benda berbahan berbahaya seperti, sabun pencuci piring, sabun pembersih lantai, cutter dan lainnya. Dan ketiga, seseorang bisa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan cara tersebut diharapkan seseorang dapat menjauhi kegiatan merugikan diri melalui self harm



Posting Komentar

0 Komentar